Dakwah itu .....
Jalan dakwah itu susah, tidak semudah tebar pesona di sosial media. Cukup melangkah dan fokus ke depan, karena apa yang terjadi saat ini hanyalah pengulangan sejarah dari para Rasul utusan.
Dakwah itu bukan profesi, tapi apapun profesinya kita tetap harus berdakwah. Sebagaimana persahabatan bukanlah tentang orang yang baik di depanmu, tapi tentang orang yang selalu baik di belakangmu.
Yang namanya orang tak suka, itu ibarat orang yang sariawan; diberikan makanan seenak apapun ia tetap tak suka. Sebab masalahnya bukan pada makananya, tapi pada lidahnya yang sakit. Oleh karenanya, ketika kita sibuk mengoreksi diri sendiri, rasanya tak ada waktu untuk mencari-cari keburukan orang lain.
Ngurusin bekal buat masuk kuburan dan mentarbiyyah anak-anak kita untuk menjadi muwahhid & mujahid ke depan, itu lebih baik daripada harus memenuhi keinginan syaithon yang hanya membawa kepada jurang kenistaan.
Cobaan yang ada, masalah yang menimpa, biar menjadi dinamika yang mewarnai kehidupan. Karena sejatinya, tak ada manusia yang terbebas dari ujian.
Jika sudah melangkah ke depan, jangan lagi liat kiri dan kanan. Karena Allah maha perkasa atas segala sesuatu. Seberapa perkasa mereka dalam menunjukkan “keperkasaannya”, Allah LEBIH PERKASA DAN MAHA PERKASA dari segala sesuatu yang perkasa.
Kadang, kita ingin maksimal menyelesaikan problematika dengan cara dan kemampuan kita. Tapi Allah punya cara sendiri untuk mengatur semuanya. Dia tidak mengantuk dan tidak tidur.
Yang terpenting bagi seorang pejuang, adalah MENCARI NAFKAH BUAT ANAK ISTRI DAN MENYEBARKAN AGAMA ILAHI; tanpa harus terjebak dalam lumpur kehinaan sehingga membuat tanggung jawab yang lebih REAL menjadi berantakan?
Melangkah ke depan, tanpa harus tengok kiri dan kanan. Abaikan segala hal tak urgent yang hanya menjadi kepuasaan emosional dan hawa nafsu pihak-pihak berkepentingan. Karena selama nafas dikandung badan, jangan harap bisa lepas dari ucapan dan penilaian orang. Tinggal kembali ke diri kita; akan terus mencari pengakuan manusia atau memperbaiki diri di hadapan sang Pencipta.
Hidup adalah fitnah, ambil pelajaran sebagai bekal bermuhasabah.
Maju ke depan dan habiskan waktu untuk memperbaiki hubungan dengan Sang Pemilik Kehidupan; tanpa harus perdulikan rumput yang bergoyang, atau penjual obat yang sedang berdagang.
Baarakallahfiikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar