Minggu, 02 April 2017

INGIN ANAK ANDA DISIPLIN SHOLAT 5 WAKTU

Ingin Anak Disiplin Shalat 5 Waktu, Ini Tipsnya

Semua orangtua mendambakan anak – anaknya disiplin menjalankan sholat, karena pendidikan anak akan dimintakan pertanggungjawaban oleh Allat Ta’ala, juga agar setelah meninggal ia mendapatkan aliran pahala dari amal shaleh yang dikerjakan anaknya. Tetapi realita di depan kita banyak sekali yang sudah besar bahkan berat sekali mealkukan sholat.

Tips berikut bisa dicoba:

1- Prinsip Penting

Pertama, bahwa mendidik anak untuk sholat harus dimulai sejak dini, tetapi bagi yang baru sadar maka tidak ada kata terlambat, mulai sekarang juga. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menyuruh kita mengajari anak sholat usia 7 tahun. Tetapi bukan berarti sebelum atau sesudah usia itu terlarang, yang penting saat baligh dia sudah melakukan, karena catatan amal ditulis sejak usia baligh.

Prinsip kedua, bahwa hakekat medidik shalat adalah mengenalkan dan membiasakan anak agar melakukan shalat dalam waktu lama (disertai pemahaman yang tepat tentangnya) sehingga jiwa anak terbiasa dan merasa nyaman dengannya, serta jiwanya akan gelisah jika belum melakukannya.

2- Mulai Dengan Keteladanan

Anak tumbuh dari meniru apa yang dilihat, maka jangan sia siakan. Saat sang ibu sholat maka biarkan ia di dekatnya dan menyaksikannya, saat sudah mulai bisa meniru maka ajaklah ia di sampingnya dan lama kelamaan pasti akan menirukan gerakannya. Saat kondisi memungkinkan (bisa diarahkan untuk tidak ribut) maka ajaklah shalat berjamaah ke masjid bersama ayahnya. Karena ini pembiasaan maka kalau sedang tidak mau jangan dipaksa, karena akan membuatnya tidak suka. Kondisikan kedekatan dan kasih sayang terjaga sehingga anak anak nyaman dan percayalah bahwa tahapan ini akan menjadi sebab terbesar anak-anak ringan menjalankan sholat nantinya.

3- Disemangati

Pemberian reward atau penghargaan termasuk bagian dari menyemangati. Penyemangat bisa berupa sesuatu yang ia sukai baik mainan maupun makanan (yang bermanfaat dan sehat) tetapi bisa juga yang bersifat non fisik seperti pujian tulus, perhatian yang lebih, dan lain sebagainya. Reward ini sifatnya kondisional dan sementara untuk mempertahankan anak pada saat membiasakan hingga ia menikmati.

4- Difahamkan

Sambil jalan anak-anak diberi pemahaman dan keilmuan tentang shalat sesuai tingkatan umurnya. Bahwa shalat adalah kebutuhan jiwa, banyak sekali manfaatnya, jalan masuk surga, bukti kecintaan dan ketundukan kepada Sang Pencipta kita dan pencipta jagat raya seluruhnya, hingga pada akhirnya dikenalkan bahwa shalat sebagai salah satu kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Sambil juga dikenalkan kepadanya dasar Tauhid, dimulai dari yang dasar; tentang kecintaan kepada Allah Ta’ala, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, Islam, akherat, dan sebagainya. Dari sini anak-anak mulai memiliki pemahaman yang lebih utuh tentang shalat dan urgensinya, disamping ia sudah mulai membiasakannya.

5- Lingkungan Dan Klarifikasi

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menegaskan pentingnya shahabat karib yang baik, dan dalam masalah shalat pun sama. Anak-anak kita sedikit banyak akan terpengaruh oleh lingkungan dan kawan-kawannya, sehingga separoh dari tugas besar ini adalah menjaga dan meminimalisir anak-anak kita dari pergaulan dengan anak-anak yang tidak sholat karena mereka akan menularkan prinsipnya yang negatif.

Tidak kalah penting adalah kita memberikan klarifikasi dan penjelasan jika ada (dan pasti ada) orang yang tidak sholat dan diketahui anak kita. Karen jika tidak ada penjelasan maka anak akan confuse mengapa saya sholat sementara ada kawan lain atau bahkan orang sudah besar kok tidak sholat. Bisa kita jelaskan bahwa mereka itu harusnya sholat tetapi karena ayah ibunya dulu tidak mengajari sehingga dia tidak tahu dan tidak mampu melaksanakannya, ia harus bersyukur (Abi-Umi nya) mengajarkannya serta mengajak mendoakan hidayah bagi orang yang dilihatnya tidak sholat itu. Begitu pula saat sang ibu atau kakak perempuannya datang bulan perlu dijelaskan agar semua clear dan jiwanya faham serta merasa mantap tanpa syubhat sedikitpun.

6- Komunikasi, Kedekatan dan Kasih Sayang

Semua proses dan tips diatas akan relatif berjalan baik –ba’dallah- tergantung kualitas komunikasi, kedekatan dan kasih sayang kita kepada anak-anak. Maka setiap orangtua harus terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas komunikasi, kedekatan dan kasih sayang kepada anak-anaknya.

7- Doa

Seluruh urusan ada dalam kekuasaan Allah Ta’ala, DIA lah yang memberi kemudahan, keberkahan dan hidayah. Maka termasuk penyempurna ikhtiar kita adalah mendoakan anak-anak agar menjadi anak yang shaleh dan taat kepada Allah Ta’ala, diringankan untuk shalat dan diberi kesitiqomahan hingga akhir hayatnya. Pilihlah waktu-waktu mustajab seperti di sepertiga malam terakhir, antara adzan dan iqomah, saat berbuka puasa, dan lainnya. Doa orang tua adalah termasuk doa yang kans nya sangat besar untuk diijabah oleh Allah Ta’ala.

Ketujuh tips diatas menggambarkan keseimbangan ihktiar fisik dan ihktiar non fisik (psikologis bahkan doa), dan kegagalan banyak orang sering diakibatkan karena hanya mengandalkan satu ikhtiar saja melalaikan yang lainnya. Semoga Allah Ta’ala merahmati anak-anak kita dan seluruh anak-anak kaum muslimin dan menjadikan mereka semua ahli sholat dan menjadi jariyah pahala yang pahalanya terus mengalir hingga setelah kematian kita orangtuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar